Ada beberapa sikap dalam menghadapi orang bukan islam di antaranya adalah:
(1) MENGAJAK MEREKA KEPADA ISLAM,
NAMUN SEKIRANYA MEREKA MENGINGKARINYA (KAFIR),
MAKA TIADA PAKSAAN TERHADAP MEREKA.
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."
~Quran - Surah An Nahl : 125~
"Maka kerana itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka..."
~Quran - Surah Asy Syuura : 15~
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
~Quran - Surah Al Baqarah : 256~
(2) TETAP BERBUAT BAIK KEPADA MEREKA,
TERUTAMA YANG MEMILIKI HUBUNGAN KELUARGA.
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, ..."
~Quran - Surah Luqman : 15~
Keterangan:
Ayat ini menceritakan tentang ibu bapa yang kafir (Ingkar),
dan sebagai seorang yang telah Islam,
Allah tetap memerintahkan untuk memperlakukan mereka dengan baik.
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin,
anak yatim dan orang yang ditawan."
~Quran - Surah Al Insaan : 8~
Keterangan:
Adapun "orang yang ditawan" dalam ayat ini juga tiada lain adalah orang-orang kafir.
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
(tetapi) janganlah kamu melampaui batas,
kerana sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
~Quran - Surah Al Baqarah : 190~
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu kerana agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."
~Quran - Surah Al Mumtahanah : 8~
(3) TIDAK MEMAKSA MEREKA UNTUK MEMELUK ISLAM.
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat..."
~Quran - Surah Al Baqarah : 256~
"Dan katakanlah:
"Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu;
maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman,
dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir..."
~Quran - Surah Al Kahfi : 29~
"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk,
akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya..."
~Quran - Surah Al Baqarah : 272~
(4) BERLAKU ADIL DAN TIDAK MENZALIMI MEREKA.
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu kerana agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."
~Quran - Surah Al Mumtahanah : 8~
"...Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, kerana adil itu lebih dekat kepada takwa..."
~Quran - Surah Al Maa'idah : 8~
Rasulullah s.a.w bersabda,
"Doa seorang yang teraniaya (dizalimi),
meskipun ia orang kafir,
tidak ada tirai (halangan) yang menutupinya
(untuk dikabulkan Allah doa-doanya)."
(HR. Ahmad dalam "musnad"nya).
(5) MEMERANGI MEREKA, SEKIRANYA MEREKA MEMERANGI KAUM MUSLIMIN.
"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
janganlah kamu melampaui batas,
kerana sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka,
dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu;
dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan,
dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram,
kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu.
Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu),
maka bunuhlah mereka.
Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.
Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu),
maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan perangilah mereka itu,
sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah.
Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu),
maka tidak ada permusuhan (lagi),
kecuali terhadap orang-orang yang zalim."
~Quran - Surah Al Baqarah : 190-193~
"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi,
kerana sesungguhnya mereka telah dianiaya.
Dan sesungguhnya Allah,
benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,
(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar,
kecuali kerana mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah..."
~Quran - Surah Al Hajj : 39-40~
(6) TIDAK MENJADIKAN MEREKA SEBAGAI KAWAN, PEMIMPIN ATAU PENOLONG, JIKA MEREKA MEMERANGI KAUM MUSLIMIN.
"Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu kerana agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.
Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
~Quran - Surah Al Mumtahanah : 9~
"Janganlah orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu'min.
Barangsiapa berbuat demikian, nescaya lepaslah ia dari pertolongan Allah..."
~Quran - Surah Ali 'Imran : 28~
Keterangan: "wali" bentuk jamaknya adalah "auliyaa" yang ertinya teman yang akrab,
pemimpin, penolong atau pelindung.
"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir,
lalu kamu menjadi sama (dengan mereka).
Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu),
hingga mereka berhijrah pada jalan Allah.
Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya,
dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka menjadi pelindung,
dan jangan (pula) menjadi penolong,"
~Quran - Surah An Nisaa' : 89~
(7) MENYAHUT SERUAN ATAU TAWARAN DAMAI DARI MEREKA SETELAH TERLIBAT PEPERANGAN.
"tetapi jika mereka membiarkan kamu,
dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu (menyerah) maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk memerangi dan membunuh) mereka."
~Quran - Surah An Nisaa' : 90~
"Dan jika mereka condong kepada perdamaian,
maka condonglah kepadanya dan Berserahlah kepada Allah.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
~Quran - Surah Al Anfaal : 61~
Mengenai hubungan dengan bukan Islam,
Al - Quran telah secara jelas membezakannya,
dan membahagikan kaum kafir (Ingkar) itu menjadi dua golongan:
A. GOLONGAN "MUHARRIBIN" (yang memerangi)
Yaitu kaum kafir yang memerangi umat Islam kerana agama mereka,
yang mengusir kaum muslimin dari kampung-kampung halaman mereka,
dan yang membantu pihak-pihak yang mengusir atau menzalimi umat Islam.
Termasuk disini juga mereka yang menghalangi kaum muslimin dari melaksanakan kewajiban agamanya.
Terhadap golongan ini, umat Islam wajib memperlakukan point no. 5, 6 dan 7.
B. GOLONGAN "MUSALIM" (YANG BERDAMAI) ATAU GOLONGAN "MU'AHIDIN" (YANG MEMBUAT PERJANJIAN).
Adalah kaum kafir yang tidak terlibat pada setiap usaha yang ada dipenjelasan point B,
dan sama sekali tidak turut dalam konspirasi apapun untuk memusuhi atau memerangi kaum muslimin.
( Lihat lagi Surah Al-Mumtahanah ayat 8 - 9 ).
Terhadap golongan ini, umat Islam harus melaksaknakan point. 1 - 4.
Golongan ini, juga dibahagikan kepada dua klasifikasi lagi, iaitu:
1 - Mereka yang mempunyai perjanjian damai sementara.
maka terhadap mereka kaum muslimin diwajibkan untuk menjaga perdamaian itu dan melindungi mereka sampai batas waktu perjanjiannya habis.
2 - Mereka yang mempunyai perjanjian tetap selama-lamanya.
Merekalah yang disebut sebagai "Ahlu Dzimmah",
yaitu orang-orang yang mendapat jaminan Allah SWT,
jaminan Rasul SAW, dan jaminan dari komuniti muslimin.
Dalam level negara/pemerintahan,
Ahlu Dzimmah memiliki hak sebagaimana hak kaum muslimin (termasuk politik),
dan memiliki kewajiban sebagaimana kewajiban muslimin
kecuali dalam hal yang menyangkut paut dengan syari'at masing-masing).
Ahlu Dzimmah wajib dibela dan dilindungi sebagaimana muslimin membela dan melindungi saudaranya sesama muslim.
Amirul Mukminin 'Umar ibnul Khattab pernah menghapus istilah "Jizyah" bagi Ahlu Dzimmah dari nasrani arab (Arab kristian) Bani Taghlib, ketika mereka keberatan cukai mereka disebut demikian.
Dan pungutan tersebut oleh 'Umar disebut sebagai "zakat" sesuai permohonan mereka agar tidak dibezakan dari kaum muslimin.
(Fiqhuz Zakat II/708).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah menghadap maharaja Mongol Timur Leng dan meminta pembebasan tawanan.
Ketika Timur Leng menawarkan untuk membebaskan tawanan yang muslim saja,
Ibnu Taimiyah menolak hal itu, kecuali Timur Leng mahu membebaskan juga Ahlu Dzimmah yang ditawan bersama kaum muslimin.
Sedikit kisah penaklukan Constantinople.
Antara amanat Sultan Muhammad terhadap tawanan perang yang terdiri daripada tentera dan rakyat Kota Constantinople:
~ "Hari ini adalah hari kemenangan kepada kami, umat Nabi Muhammad s.a.w .
Kamu sudah menjadi hina dengan kekalahan ini.
Sesungguhnya apabila datang yang hak, lenyaplah yang batil.
Apabila datang kebenaran, lenyaplah kemungkaran.
Apabila datang keadilan, lenyaplah kezaliman.
Sesungguhnya kami datang kepada kamu membawa yang hak.
Kami membawa cahaya kebenaran dan kami menegakkan keadilan.
Percayalah, tiada sesiapa yang akan dianiaya pada hari yang mulia ini”.
Mengikut undang-undang sedia ada pada zaman tersebut,
tentera yang kalah akan dibunuh oleh kaum yang menang.
Tetapi kerana Islam, Sultan Muhammad menyatakan kepada para tawanan perang:
~ “Sekiranya kami bukan umat Nabi Muhammad s.a.w.,
nescaya hari ini kepala kamu bercerai dari badan.
Kalaulah kami bukan umat Islam nescaya darah kamu pada hari ini akan mengalir umpama sungai.
Anak-anak gadis kamu diperkosa dan anak-anak kamu dibakar hidup-hidup.
Tetapi agama Islam melarang kami melakukan kezaliman.
Kami disuruh mencontohi pemimpin kami yang mulia, Nabi Muhammad s.a.w.
kerana Baginda adalah sebaik-baik pemimpin yang mesti kami contohi” .
Maka menangislah sekalian tawanan kerana pancaran cahaya kasih sayang Islam…
Gereja Aya Sophia dijadikan masjid.
Jumaat pertama selepas kemenangan Islam,
Sultan Muhammad memimpin para muslimin melakukan solat berjamaah di masjid Aya Sophia.
Rumah yang roboh diperbaiki, makanan diagih-agihkan dan pendididkan diberikan kepada sekalian rakyat secara percuma.
Ketika Constantinople masih di bawah pemerintahan Rom,
hasil pertanian rakyat dirampas dan cukai terlalu tinggi dikenakan kepada mereka.
Perempuan sering dikacau dan tiada keamanan dirasai.
Kini, Islam berjaya mengubah segalanya…
Istana baru bercirikan senibina Islam dan ayat-ayat suci Al-Quran dibina.
Malamnya, Sultan Muhammad meronda pelusuk kampung demi melihat keadaan rakyat baginda.
Constantinople kini bertukar kepada Istanbul (cahaya Islam keseluruhannya).
(xii) Sultan Muhammad Al-Fateh ~
'Sebaik-baik' Pemimpin Penakluk Constantinople ~ 1453M
Melihat aturan Islam terhadap kaum kafir, dan bukti-bukti sejarah pelaksanaan hal ini,
maka toleransi mana lagi yang lebih tinggi kecuali toleransi yang diajarkan oleh Quran dan Sunnah?
(1) MENGAJAK MEREKA KEPADA ISLAM,
NAMUN SEKIRANYA MEREKA MENGINGKARINYA (KAFIR),
MAKA TIADA PAKSAAN TERHADAP MEREKA.
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."
~Quran - Surah An Nahl : 125~
"Maka kerana itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka..."
~Quran - Surah Asy Syuura : 15~
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
~Quran - Surah Al Baqarah : 256~
(2) TETAP BERBUAT BAIK KEPADA MEREKA,
TERUTAMA YANG MEMILIKI HUBUNGAN KELUARGA.
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, ..."
~Quran - Surah Luqman : 15~
Keterangan:
Ayat ini menceritakan tentang ibu bapa yang kafir (Ingkar),
dan sebagai seorang yang telah Islam,
Allah tetap memerintahkan untuk memperlakukan mereka dengan baik.
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin,
anak yatim dan orang yang ditawan."
~Quran - Surah Al Insaan : 8~
Keterangan:
Adapun "orang yang ditawan" dalam ayat ini juga tiada lain adalah orang-orang kafir.
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
(tetapi) janganlah kamu melampaui batas,
kerana sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
~Quran - Surah Al Baqarah : 190~
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu kerana agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."
~Quran - Surah Al Mumtahanah : 8~
(3) TIDAK MEMAKSA MEREKA UNTUK MEMELUK ISLAM.
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat..."
~Quran - Surah Al Baqarah : 256~
"Dan katakanlah:
"Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu;
maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman,
dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir..."
~Quran - Surah Al Kahfi : 29~
"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk,
akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya..."
~Quran - Surah Al Baqarah : 272~
(4) BERLAKU ADIL DAN TIDAK MENZALIMI MEREKA.
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu kerana agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."
~Quran - Surah Al Mumtahanah : 8~
"...Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, kerana adil itu lebih dekat kepada takwa..."
~Quran - Surah Al Maa'idah : 8~
Rasulullah s.a.w bersabda,
"Doa seorang yang teraniaya (dizalimi),
meskipun ia orang kafir,
tidak ada tirai (halangan) yang menutupinya
(untuk dikabulkan Allah doa-doanya)."
(HR. Ahmad dalam "musnad"nya).
(5) MEMERANGI MEREKA, SEKIRANYA MEREKA MEMERANGI KAUM MUSLIMIN.
"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
janganlah kamu melampaui batas,
kerana sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka,
dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu;
dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan,
dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram,
kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu.
Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu),
maka bunuhlah mereka.
Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.
Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu),
maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan perangilah mereka itu,
sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah.
Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu),
maka tidak ada permusuhan (lagi),
kecuali terhadap orang-orang yang zalim."
~Quran - Surah Al Baqarah : 190-193~
"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi,
kerana sesungguhnya mereka telah dianiaya.
Dan sesungguhnya Allah,
benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,
(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar,
kecuali kerana mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah..."
~Quran - Surah Al Hajj : 39-40~
(6) TIDAK MENJADIKAN MEREKA SEBAGAI KAWAN, PEMIMPIN ATAU PENOLONG, JIKA MEREKA MEMERANGI KAUM MUSLIMIN.
"Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu kerana agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.
Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
~Quran - Surah Al Mumtahanah : 9~
"Janganlah orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu'min.
Barangsiapa berbuat demikian, nescaya lepaslah ia dari pertolongan Allah..."
~Quran - Surah Ali 'Imran : 28~
Keterangan: "wali" bentuk jamaknya adalah "auliyaa" yang ertinya teman yang akrab,
pemimpin, penolong atau pelindung.
"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir,
lalu kamu menjadi sama (dengan mereka).
Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu),
hingga mereka berhijrah pada jalan Allah.
Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya,
dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka menjadi pelindung,
dan jangan (pula) menjadi penolong,"
~Quran - Surah An Nisaa' : 89~
(7) MENYAHUT SERUAN ATAU TAWARAN DAMAI DARI MEREKA SETELAH TERLIBAT PEPERANGAN.
"tetapi jika mereka membiarkan kamu,
dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu (menyerah) maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk memerangi dan membunuh) mereka."
~Quran - Surah An Nisaa' : 90~
"Dan jika mereka condong kepada perdamaian,
maka condonglah kepadanya dan Berserahlah kepada Allah.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
~Quran - Surah Al Anfaal : 61~
Mengenai hubungan dengan bukan Islam,
Al - Quran telah secara jelas membezakannya,
dan membahagikan kaum kafir (Ingkar) itu menjadi dua golongan:
A. GOLONGAN "MUHARRIBIN" (yang memerangi)
Yaitu kaum kafir yang memerangi umat Islam kerana agama mereka,
yang mengusir kaum muslimin dari kampung-kampung halaman mereka,
dan yang membantu pihak-pihak yang mengusir atau menzalimi umat Islam.
Termasuk disini juga mereka yang menghalangi kaum muslimin dari melaksanakan kewajiban agamanya.
Terhadap golongan ini, umat Islam wajib memperlakukan point no. 5, 6 dan 7.
B. GOLONGAN "MUSALIM" (YANG BERDAMAI) ATAU GOLONGAN "MU'AHIDIN" (YANG MEMBUAT PERJANJIAN).
Adalah kaum kafir yang tidak terlibat pada setiap usaha yang ada dipenjelasan point B,
dan sama sekali tidak turut dalam konspirasi apapun untuk memusuhi atau memerangi kaum muslimin.
( Lihat lagi Surah Al-Mumtahanah ayat 8 - 9 ).
Terhadap golongan ini, umat Islam harus melaksaknakan point. 1 - 4.
Golongan ini, juga dibahagikan kepada dua klasifikasi lagi, iaitu:
1 - Mereka yang mempunyai perjanjian damai sementara.
maka terhadap mereka kaum muslimin diwajibkan untuk menjaga perdamaian itu dan melindungi mereka sampai batas waktu perjanjiannya habis.
2 - Mereka yang mempunyai perjanjian tetap selama-lamanya.
Merekalah yang disebut sebagai "Ahlu Dzimmah",
yaitu orang-orang yang mendapat jaminan Allah SWT,
jaminan Rasul SAW, dan jaminan dari komuniti muslimin.
Dalam level negara/pemerintahan,
Ahlu Dzimmah memiliki hak sebagaimana hak kaum muslimin (termasuk politik),
dan memiliki kewajiban sebagaimana kewajiban muslimin
kecuali dalam hal yang menyangkut paut dengan syari'at masing-masing).
Ahlu Dzimmah wajib dibela dan dilindungi sebagaimana muslimin membela dan melindungi saudaranya sesama muslim.
Amirul Mukminin 'Umar ibnul Khattab pernah menghapus istilah "Jizyah" bagi Ahlu Dzimmah dari nasrani arab (Arab kristian) Bani Taghlib, ketika mereka keberatan cukai mereka disebut demikian.
Dan pungutan tersebut oleh 'Umar disebut sebagai "zakat" sesuai permohonan mereka agar tidak dibezakan dari kaum muslimin.
(Fiqhuz Zakat II/708).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah menghadap maharaja Mongol Timur Leng dan meminta pembebasan tawanan.
Ketika Timur Leng menawarkan untuk membebaskan tawanan yang muslim saja,
Ibnu Taimiyah menolak hal itu, kecuali Timur Leng mahu membebaskan juga Ahlu Dzimmah yang ditawan bersama kaum muslimin.
Sedikit kisah penaklukan Constantinople.
Antara amanat Sultan Muhammad terhadap tawanan perang yang terdiri daripada tentera dan rakyat Kota Constantinople:
~ "Hari ini adalah hari kemenangan kepada kami, umat Nabi Muhammad s.a.w .
Kamu sudah menjadi hina dengan kekalahan ini.
Sesungguhnya apabila datang yang hak, lenyaplah yang batil.
Apabila datang kebenaran, lenyaplah kemungkaran.
Apabila datang keadilan, lenyaplah kezaliman.
Sesungguhnya kami datang kepada kamu membawa yang hak.
Kami membawa cahaya kebenaran dan kami menegakkan keadilan.
Percayalah, tiada sesiapa yang akan dianiaya pada hari yang mulia ini”.
Mengikut undang-undang sedia ada pada zaman tersebut,
tentera yang kalah akan dibunuh oleh kaum yang menang.
Tetapi kerana Islam, Sultan Muhammad menyatakan kepada para tawanan perang:
~ “Sekiranya kami bukan umat Nabi Muhammad s.a.w.,
nescaya hari ini kepala kamu bercerai dari badan.
Kalaulah kami bukan umat Islam nescaya darah kamu pada hari ini akan mengalir umpama sungai.
Anak-anak gadis kamu diperkosa dan anak-anak kamu dibakar hidup-hidup.
Tetapi agama Islam melarang kami melakukan kezaliman.
Kami disuruh mencontohi pemimpin kami yang mulia, Nabi Muhammad s.a.w.
kerana Baginda adalah sebaik-baik pemimpin yang mesti kami contohi” .
Maka menangislah sekalian tawanan kerana pancaran cahaya kasih sayang Islam…
Gereja Aya Sophia dijadikan masjid.
Jumaat pertama selepas kemenangan Islam,
Sultan Muhammad memimpin para muslimin melakukan solat berjamaah di masjid Aya Sophia.
Rumah yang roboh diperbaiki, makanan diagih-agihkan dan pendididkan diberikan kepada sekalian rakyat secara percuma.
Ketika Constantinople masih di bawah pemerintahan Rom,
hasil pertanian rakyat dirampas dan cukai terlalu tinggi dikenakan kepada mereka.
Perempuan sering dikacau dan tiada keamanan dirasai.
Kini, Islam berjaya mengubah segalanya…
Istana baru bercirikan senibina Islam dan ayat-ayat suci Al-Quran dibina.
Malamnya, Sultan Muhammad meronda pelusuk kampung demi melihat keadaan rakyat baginda.
Constantinople kini bertukar kepada Istanbul (cahaya Islam keseluruhannya).
(xii) Sultan Muhammad Al-Fateh ~
'Sebaik-baik' Pemimpin Penakluk Constantinople ~ 1453M
Melihat aturan Islam terhadap kaum kafir, dan bukti-bukti sejarah pelaksanaan hal ini,
maka toleransi mana lagi yang lebih tinggi kecuali toleransi yang diajarkan oleh Quran dan Sunnah?
No comments:
Post a Comment